Telaga Langsat, HSS – Pemerintah Kabupaten Hulu Sungai Selatan (HSS) menunjukkan komitmen seriusnya terhadap pemenuhan gizi anak-anak di daerah terpencil. Hal ini dibuktikan dengan peninjauan proses pembangunan salah satu dapur Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG)) MBG (Makan Bergizi Gratis) di Desa Hamak Timur, Kecamatan Telaga Langsat, pada hari Kamis, 11 Desember 2025. Peninjauan ini dipimpin langsung oleh Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten HSS, Drs. H. Muhammad Noor, M. AP. Beliau didampingi oleh Camat Telaga Langsat, Sar Ifansyah, S. STP, M. Si, serta Owner (investor) dan jajaran Dinas Ketahanan Pangan (Ketapang) HSS.
Dalam keterangannya, Sekda Muhammad Noor menekankan pentingnya pemerataan manfaat program ini.
”Ini adalah salah satu SPPG terpencil yang kita tinjau hari ini. Semoga ini bisa dirasakan manfaatnya oleh masyarakat dan anak-anak terpencil yang ada di wilayah ini untuk bisa mendapatkan makanan yang layak dan bergizi sebagaimana yang sudah dilakukan di kawasan perkotaan” ujar Sekda.
Dirinya mengungkapkan bahwa program pembangunan SPPG Terpencil merupakan bentuk perhatian serius dari Bupati HSS dalam mensukseskan program nasional ini. Secara keseluruhan, Pemkab HSS menargetkan pembangunan sebanyak 18 SPPG Terpencil yang akan tersebar di berbagai wilayah kabupaten. Beberapa titik terpencil lainnya seperti Malilingin, Loksado, Malinau, Panggungan, Kamawakan, Haratai dan termasuk di wilayah Daha seperti Desa Muning Dalam, segera menyusul.

Sekda menambahkan bahwa Pemerintah Daerah telah bertemu dengan para investor untuk merealisasikan rencana ini, dan setidaknya sudah ada 6 SPPG yang akan segera beroperasi dalam waktu dekat. Setiap SPPG Terpencil ini diproyeksikan memiliki kuota layanan sekitar 350 hingga 400 porsi makanan bergizi.
Selain memastikan kecukupan gizi, program pembangunan dapur MBG di kawasan terpencil ini juga memiliki dampak signifikan terhadap perekrutan tenaga kerja lokal. Setiap dapur MBG yang beroperasi di lokasi terpencil direncanakan akan mempekerjakan sekitar 7 hingga 8 orang pekerja dari masyarakat setempat.
”Yang terpenting bahwa untuk dapur MBG kawasan terpencil ini, bisa merekrut para pekerja sekitar, sehingga membuka lapangan kerja bagi masyarakat yang ada. Bahkan kami berharap bahwa untuk pemenuhan bahan baku pun juga disuplai oleh masyarakat sekitar yang berstatus petani atau pekebun, sehingga ikut meningkatkan perekonomian warga” jelas Sekda.
Meskipun demikian, pembangunan SPPG MBG di daerah terpencil tidak luput dari tantangan besar. Sekda Muhammad Noor menyoroti masalah akses mobilitas dan distribusi makanan yang sulit.
”Tantangan terbesar untuk daerah terpencil sendiri adalah akses mobilitas dan distribusi makanan yang perlu dilakukan dengan inovasi tertentu, karena beberapa akses jalan tidak bisa menggunakan roda 4 atau mobil,” katanya.
Oleh karena itu, Pemkab HSS menaruh harapan besar kepada para investor untuk memiliki dan menerapkan cara terbaik serta solusi inovatif dalam mengatasi kendala logistik ini, demi memastikan makanan bergizi dapat sampai kepada anak-anak yang membutuhkan.
(Kominfo-HSS/AJP/11122025)
