Bupati Hulu Sungai Selatan (HSS) Drs.H.Achmad Fikry,M.AP menjadi salah satu dari empat tokoh dalam nominasi Calon Penerima Penghargaan Kesejahteraan Lanjut Usia Tahun 2019 Kategori Perseorangan (Tokoh Nasional).

Kamis (9/5/2019) bertempat di Aula Rakat Mufakat (Ramu) Sekretariat Daerah Lantai II digelar acara Pemadanan (Verifikasi) Calon Penerima Penghargaan Kesejahteraan Lanjut Usia Tahun 2019 Kategori Perseorangan (Tokoh Nasional) atas nama Drs.H.Achmad Fikry,M.AP.

Hadir pada acara tersebut Kasubdit Sumber Daya Kementerian Sosial Republik Indonesia Afrinaldi, Kasi Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Kementerian Sosial Dra.Dhiah Roosmalawati, Pemerhati Lanjut Usia dari Tim Khusus Penilai Penghargaan Lansia Tahun 2019 Dr.Lilis Heri Miss Cicih, Pj.Sekretaris Daerah Kabupaten HSS,Drs.H.Hubriansyah,M.AP, para Kepala SKPD dan Camat Lingkup Pemerintah Kabupaten HSS.

Pada kesempatan itu, Bupati HSS Drs.H.Achmad Fikry,M.AP secara umum menjelaskan tentang Kabupaten HSS mulai dari kondisi geografis, tipografi, dan masyarakatnya. “Kami bersyukur selama lima tahun, angka harapan hidup masyarakat HSS meningkat. Di tahun 2018 sebesar 63.55 dan tahun 2019 naik menjadi 65.39. Khusus untuk Lansia yang ditangani adalah Lansia yang tidak mampu atau dikategorikan miskin. Biasanya pangan tidak terjamin, papan tidak layak dan kesehatan tidak terjamin. Dari sisi pemenuhan pangan, untuk Lansia diberikan Beras Sejahtera (Rastra) gratis. Jika tidak gratis, dikhawatirkan bisa salah sasaran”, ujarnya.
Kemudian Achmad Fikry mengatakan bahwa setiap Lansia juga diintervensi dengan Rumah Sejahtera (RS). Dimana Pemerintah Kabupaten HSS membangunkan rumah sejahtera yang sehat, lengkap dengan toilet yang layak dan untuk satu rumah bernilai Rp.13.908.000,-. Selain itu, di bidang kesehatan setiap Lansia diberikan jaminan kesehatan. Baik dengan KIS maupun BPJS Semesta serta ada pula Posbindu bagi Lansia.
Selanjutnya Achmad Fikry mengungkapkan program Peduli Lansia lainnya yaitu Jaminan Hidup (Jadup), berupa uang tunai senilai Rp.225 ribu/bulan yang diberikan per enam bulan. Untuk Jadup ini, Pemerintah Kabupaten HSS menganggarkan lebih dari Rp13.4 milyar. Selain itu juga ada program Usaha Ekonomi Produktif (UEP) yaitu pemberian modal bagi penerima manfaat untuk berusaha sesuai dengan keterampilan dan kemampuan yang dimilikinya. Peserta UEP ini juga ada dari Lansia yang masih produktif.
“Kami fokus pada Lansia, karena pada suatu saat kita juga akan menjadi Lansia dan mudah-mudahan kita bisa menjadi Lansia yang tidak menyusahkan orang lain, yang mandiri dan produktif”, tambahnya.
Kasubdit Sumber Daya Kementerian Sosial Republik Indonesia Afrinaldi mengatakan dalam penilaian ini, ada proses dan tahapan yang diikuti dan telah disepakati oleh Tim. “Prosesnya, kami menerima instrumen yang sudah disebar terlebih dahulu ke Kabupaten/Kota, kemudian dinilai secara administratif dan ada scoring. Seluruh warga Indonesia yang menerima penghargaan itu harus melalui seleksi administrative”, kata Afrinaldi.
Kemudian Afrinaldi menyampaikan ada 4 kategori penghargaan dalam Peduli Lansia di Hari Lanut Usia Nasional Tahun 2019, yang pertama Perseorangan terdiri dari kategori Tokoh Masyarakat dan Tokoh Nasional. Untuk Tokoh Nasional, merupakan pimpinan daerah baik Provinsi maupun Kabupaten/Kota. Untuk Kategori Kelompok, diberikan kepada kelompok yang peduli Lansia dan diusulkan oleh Dinas Sosial Kabupaten/Kota dan Provinsi. Sedangkan untuk Kategori Keluarga diberikan kepada keluarga yang memberikan perhatian khusus kepada Lansia. Dan ada juga LKS-LU (Lembaga Kesejahteraan Sosial Lanjut Usia). Untuk LKS ini tidak semua daerah punya, dan ini merupakan salah satu indikator yang bisa dinilai.
Dijelaskannya pula bahwa penghargaan nantinya juga diberikan kepada Lansia Teladan, misalnya bidang pendidikan, teknologi, sosial, budaya, maupun olahraga. Agar objektivitasnya dapat diterima, setelah acara ini akan verifikasi langsung ke lapangan. Selain itu juga ingin mengetahui, hal-hal apa yang diinstruksikan oleh Bupati HSS kepada SKPD dan memberikan dampak langsung kepada Lansia.
Dalam kesempatan itu juga, beberapa Kepala SKPD menceritakan dan menjabarkan program-program di SKPDnya masing-masing, yang bersentuhan langsung dengan Lansia. Misalnya untuk pelayanan di Rumah Sakit dan Pukesmas, disediakan loket prioritas untuk Lansia.
Menurut Direktur RSUD Brigjend H Hasan Basry Kandangan dr.Hj.Rasyidah,M.Kes, saat ini RSUD juga ada Poligriatri untuk Lansia. “Jadi kami telah bekerjasama dengan bagian IT RSUD. Untuk Lansia telah diambil sidik jarinya agar jika tidak membawa kartu ketika ingin mendapatkan layanan kesehatan, bisa langsung dilayani karena sudah terdeteksi,” paparnya.
Untuk SKPD lainnya seperti Badan Keuangan Daerah melalui pemberian Jadup, serta Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil melalui pelayanan administrasi kependudukan, layanan kepada Lansia juga langsung mendatangi ke rumah Lansia yang bersangkutan. Hal ini untuk mempermudah dan agar bantuan yang diberikan tepat sasaran.
Sementara itu, Camat Angkinang Dian Marliana,S.STP,M.Si mengatakan kepedulian Bupati HSS bukan hanya di tingkat Kabupaten saja, tapi juga sampai ke tingkat desa. Dari kebijakan yang ditetapkan, di tiap desa dianggarkan dana untuk kegiatan Posyandu Lansia, Senam Lansia, hingga pemeriksaan kesehatan gratis bagi Lansia. “Lansia yang kondisinya tidak memungkinkan untuk pergi sendiri, akan diangkut secara gratis menggunakan angkutan umum,” jelasnya.
Bupati HSS Drs.H.Achmad Fikry,M.AP saat dikonfirmasi mengungkapkan hari ini kedatangan Tim Verifikasi Pemberian Penghargaan Kesejahteraan Lanjut Usia Tahun 2019. Dikatakannya setiap verifikasi pada penilaian itu yang penting input. Dimana input dari Tim bahwa setiap OPD punya Lansia Asuh. “Insya Allah akan ditindaklanjuti dan akan dirembukan. Jadi Kepala SKPD minimal ada satu Lansia Asuh, yang nantinya akan kita verifikasi Lansia yang sangat membutuhkan dan Lansia yang tidak punya keluarga lagi. Lansia tidak hanya sekedar butuh keperluan sandang, pangan, papan. Kadang-kadang mungkin kasih sayang tidak mereka dapatkan”, ujar Achmad Fikry.
Selanjutnya Achmad Fikry mengatakan apabila semua OPD sudah punya Lansia Asuh, suatu saat akan dipertemukan, sehingga menjadi penyemangat bagi mereka bahwa tidak sendiri, tetapi kita ada bersama mereka berbagi kebahagiaan. Termasuk juga yang disarankan untuk Lansia bisa mengolah halaman dan lain-lain, yang nantinya akan dibicarakan dengan Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan Permukiman dan Lingkungan Hidup.
Afrinaldi saat dikonfirmasi juga menuturkan bahwa banyak hal yang akan dinilai seperti kebijakannya baik kebijakan yang tertulis maupun yang tidak tertulis dan juga perhatiannya serta komitmen dalam bentuk bagaimana Lansia itu sejahtera. Selain itu juga Tim ingin melihat tataran konsep yang mungkin berdampak pada kondisi lapangan. Karena komit, konsen dan peduli, sehingga apa yang diucap dan yang dilakukan itu selaras