Bupati Hulu Sungai Selatan (HSS), H. Syafrudin Noor, S.E., S.Sos., menghadiri sekaligus membuka kegiatan Pertemuan Forum Pemikir Banua (FPB) yang dirangkai dengan presentasi Rencana Pengembangan Kebudayaan dan Revitalisasi Nilai-Nilai Sejarah Bumi Antaludin di Kabupaten HSS. Kegiatan ini dilaksanakan di Pendopo Bupati HSS, pada Kamis (19/6).
Forum ini merupakan tindak lanjut dari kegiatan musyawarah dan diskusi mengenai regulasi sosial-budaya serta nilai-nilai kepahlawanan di Bumi Antaludin yang telah dilaksanakan sebelumnya, tepatnya pada 23 April 2025. Beberapa rekomendasi dari pertemuan tersebut kini ditindaklanjuti dalam bentuk audiensi dan sosialisasi lanjutan.

Dalam sambutannya, Bupati HSS menegaskan bahwa kegiatan ini bukan sekadar seremoni biasa, tetapi merupakan langkah penting dalam upaya memperkuat kembali identitas masyarakat HSS.
“Pertemuan ini merupakan momentum kebangkitan identitas kita sebagai masyarakat HSS yang memiliki akar sejarah panjang, budaya yang luhur, serta kearifan lokal yang membentuk karakter Banua kita tercinta,” ujarnya.
Beliau juga mengingatkan bahwa di tengah derasnya arus modernisasi dan globalisasi, budaya lokal semakin terpinggirkan, sejarah mulai dilupakan, dan nilai-nilai luhur masyarakat mulai memudar. Oleh karena itu, pengembangan kebudayaan dan revitalisasi sejarah lokal adalah sebuah keharusan, bukan pilihan.
Lebih lanjut, Bupati menekankan pentingnya forum ini sebagai wadah dialog dan kolaborasi antar pemerintah daerah dengan para tokoh masyarakat.
“Melalui forum ini, kita akan saling mendengar pendapat, kritik, masukan, dan harapan dari semua pihak, agar rencana yang kita susun benar-benar mencerminkan jati diri Banua dan dapat terlaksana dengan optimal,” tambahnya.
Sebagai penutup, Bupati mengajak seluruh pihak untuk bersama-sama menghidupkan kembali nilai-nilai luhur dan kearifan lokal yang selama ini menjadi warisan budaya masyarakat HSS.
“Mari kita galakkan kembali semangat gotong royong, rasa hormat kepada leluhur, cinta terhadap lingkungan, serta kebersamaan dalam kehidupan bermasyarakat. Ini bukan hanya untuk menghargai masa lalu, tetapi juga sebagai warisan penting bagi generasi masa depan,” pungkasnya.