Bupati Hulu Sungai Selatan (HSS) Drs. H. Achmad Fikry, M.AP didampingi Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kab. HSS Hj. Siti Erma, S.Sos dan Kepala Dinas Kesehatan Kab. HSS dr. Hj. Siti Zainab melakukan peninjauan sekolah yang melaksanakan pelajaran tatap muka (PTM). Hal ini dilakukan sebagai bentuk keseriusan Pemkab. HSS dalam mendukung proses belajar mengajar siswa, namun dengan tetap menekan peningkatan angka penularan Covid-19 di lingkungan sekolah, Senin(12/07/2021).

Turut hadir dalam kegiatan peninjauan tersebut Kepala Bagian Pengadaan Barang Jasa Setda Mahyuni, ST, MM, dan Kepala Bagian Kesejahteraan Rakyat Setda H. Fajar Abdi, ST.
Dalam wawancaranya, Bupati HSS mengatakan Pembelajaran Tatap Muka secara umum sudah siap. Yang masih harus diperbaiki yang pertama tingkat kesiapan guru, di mana guru harus lebih siap dari pada murid. “Karena dalam petunjuk teknisnya, sebelum murid datang, guru harus sudah ada di sekolah. Jadi di gerbang sekolah itu guru menunggu murid. Sehingga guru dapat melihat apakah murid memakai masker atau tidak. Tapi secara umum mereka sudah berusaha tinggal disempurnakan”, ucap beliau.
Beliau juga meminta kepada jajaran Dinas Pendidikan Kab. HSS dan kepada para Pengawas agar lebih sering ke sekolah untuk memastikan apakah prokesnya ditaati dengan baik dan benar. “Di Kalumpang kelasnya banyak, akhirnya turun semua. Ada juga yang kelasnya bergiliran tadi, seperti di Kec. Simpur, karena ruang kelasnya tidak terlalu banyak. Jadi silakan kebijakan sekolah saja. Cuma kami minta sekarang berbalik, kalau dulu murid yang duluan datang sekarang guru duluan datang, jadi di pintu gerbang sekolah itu guru sudah berada disana pegang masker cadangan kalau anak tidak pakai masker dikasih masker”, pesan beliau.
Bupati juga mengatakan membutuhkan waktu untuk kemauan yang kuat, tapi inilah salah satu syarat untuk bisa PTM. Nanti pihaknya akan menerima laporan dari semua tim yang ke lapangan apakah PTM ini lanjut atau kah ada sekolah-sekolah yang masih perlu ditunda PTMnya. “Nanti tergantung laporan tim KIE kita yang di lapangan apakah semua tetap berjalan atau ada beberapa sekolah yang harus kita evaluasi. Kalau ada kelemahan prokes di sekolah tersebut, maka kita tutup sekolahnya. Jadi ini bukan main-main dan kita tidak ingin coba-coba kalau memang lemah sekali penerapan prokes kita akan tutup”, jelasnya.
Lebih lanjut beliau menegaskan bahwa kata kunci pertama adalah guru dulu. Kalau fasilitas sudah terpenuhi seperti tempat cuci tangan sudah ada, maka guru wajib menjadi contoh bagi muridnya, termasuk dalam mencuci tangan maupun memakai masker.