Bupati Hulu Sungai Selatan (HSS) Drs.H.Achmad Fikry,M.AP menghadiri sekaligus membuka secara resmi mandatory training karyawan karyawati RSUD Brigjend H.Hasan Basry Kandangan menuju sertifikasi rumah sakit syariah. Bertempat di aula lantai II rumah sakit Brigjend H.Hasan Basry Kandangan. Senin 24 Juni 2019.
Dalam kesempatan ini juga dihadiri Direktur RSUD dr.Hj.Rasyidah,M.Kes beserta jajaran, Ketua MUI Kabupaten HSS TGH. Muhammad Ridwan Basri beserta pengurus MUI, Para Dewan Pengawas RSUD, Para Dokter dan Dokter Spesialis, dan seluruh peserta mandatory tranining.
Acara pembukaan Mandatory Training ini diawali dengan bersama-sama membaca ayat Al-Qur’an, surah Ali Imran ayat 102 – 104 yang dipimpin oleh Ustadz Fitriadi, S.Pd dan dilanjutkan menyanyikan bersama lagu Indonesia Raya.
Dalam laporannya Wakil Direktur Administrasi & Keuangan RSUD Brigjend H.Hasan Basry Kandangan Drs.H.Nanang,F.M.N,M.Si mengucapkan terimakasih kepada Bupati HSS dan Ketua MUI kab.HSS beserta jajaran yang sudah berhadir dalam acara Mandatory Training.
Disampaikan pula rumah sakit bersertifikat syariah pada dasarnya harus memenuhi 3 indikator mutu wajib syariah dimana ketika salah satu indikator tersebut tidak dipenuhi maka sebuah RS tidak dapat disertifikasi sebagai rs syariah, lndikator yang dimaksud tersebut ada 3 Indikator mutu wajib syariah yaitu pertama, pasien sakaratul maut terdampingi dengan talqin. Kedua, mengingatkan waktu shalat bagi pasien dan keluarga. Ketiga, pemasangan kateter sesuai gender (yang lelaki dipasang perawat lelaki demikian juga sebaliknya).
Dilaporkan juga pelaksanaan Mandatory Training, yaitu mulai tanggal 24 – 29 Juni 2019 khusus untuk para perawat, pihak manajemen dan tenaga non medis lainnya. Kemudian tanggal 10 Juli 2019, dilaksanakan khusus untuk tenaga medis, yaitu dokter dan dokter spesialis.
Disampaikan juga maksud dan tujuan Mandatory Training ini adalah memberikan pemahaman & kesadaran yang mendalam tentang pentingnya pelayanan kesehatan berbasis syariah, memberikan pengetahuan & keterampilan kepada peserta terkait dengan fiqih pasien, Seluruh karyawan diharapkan mampu mendampingi pasien berkaitan dengan ibadah pasien disaat sakit & menjelang sakaratul maut dan Memenuhi standar pelayanan minimal rs syariah.
Dikesempatan itu Ketua MUI Kab.HSS TGH.M.Ridwan Basri menyampaikan bagaimana cara melayani masyarakat yaitu dengan 3 dasar yaitu Rahmat, Nasehat dan Tawadhu. Dijelaskan pertama sebagaimana Rasulullah memandang umatnya rahmatan lil alamin, jadi dasar kita adalah kasih sayang karena mereka adalah hamba-hamba Allah atau makhluk-makhluk Tuhan yang perlu, bahkan mereka lebih penting mendapatkan kasih sayang, karena mereka dalam keadaan sakit, susah, mendapat bencana dan musibah. Jadi kita memandang mereka itu sebagai orang perlu kita sayangi, jangan ada rasa kebencian & marah kepada mereka.
Kedua, adalah Nasehat tetapi pengertian nasehat ini bukan suatu pepadah, namun dalam agama nasehat itu adalah suatu menginginkan yang terbaik bagi orang lain (menginginkan kebaikan), jadi tujuan kita itu bagaimana orang baik, bukan untuk kebaikan diri kita.
Ketiga, Tawadhu dalam memberikan pelayanan yaitu kita merasa bahwa kita ini sebagai pelayan dan mereka itu adalah orang-orang yang mulia, walaupun mereka pasien sebenarnya mereka adalah hamba-hamba Allah, mereka umatnya Rasulullah dan saudara-saudara sebangsa & negara. Yang mana kita ditugaskan pemerintah untuk menjaga kesehatan mereka dan pelayan mereka, bukan kita yang minta hormati tetapi kita yang menghormati mereka.
Disampaikan juga kesimpulan dasar semua ini bisa kita laksanakan, apabila dasar kita karna Allah Subhanahu Wa Ta’ala, jadi yang kita cari adalah keridhoan Allah Subhanahu Wa Ta’ala, kita bukan mencari pujian dari pasien, bukan mencari penghargaan, bahkan kita bukan mencari ucapan terimakasih, tetapi kita bekerja karena Allah Subhanahu Wa Ta’ala.
Dalam sambutan Bupati HSS Drs.H.Achmad Fikry,M.AP menyatakan bahwa RSUD untuk menjadi Rumah Sakit berbasis syariah sangat ditentukan oleh sumber daya manusianya. Sebagus apapun rumah sakitnya, jika sumber daya manusianya tidak mendukung, tidak akan berjalan dengan baik.
Dikatakan juga sebagaimana yang telah disampaikan Ketua MUI Kab.HSS atau Abah Guru Kapuh tadi ada 3 dasar kita dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat atau pasien. Dikatakan juga bahwa kita itu pelayan masyarakat, pegawai pelayan masyarakat dan masyarakat adalah yang harus kita layani terbaik, serta kita jangan memandang masyarakat itu kecil, sehingga apapun posisi kita, sering saya mengatakan kita yang butuhkan orang, bukan kita membutuhkan orang, jadi kalau sudah menjadi meinset kita, jangan sulit kalau dihubungi nanti (sinyal diluar jangkauan, tidak aktif) itu namanya tidak melayani masyarakat, harus aktif terus setiap saat, karena orang sakit itu membutuhkan impati dari kita, setidaknya pada saat dibutuhkan pasien kita ada, yaitu ada bimbingan dan ada sentuhan kepada mereka.
Bupati HSS berharap kepada pihak rumah sakit meskipun diluar Standar Operasional Prosedur (SOP) tidak ada, sebelum mengajukan ke MUI Pusat nanti minta rekomindasi dari MUI Kabupaten, artinya kita akan menggambarkan dengan MUI Pusat bahwa proses syariah RSUD Brigjend H.Hasan Basry sejak awal sudah dikawal oleh MUI Kabupaten HSS.
Kemudian Bupati HSS mengungkapkan bahwa Aparatur Sipil Negara (ASN) adalah pelayan masyarakat dimanapun ditempatkan. Untuk Rumah Sakit Syariah ini, nantinya, selain pasien yang harus dikawal sesuai ketentuan, keluarga pasien juga harus dikawal. Misalnya untuk hal-hal kecil seperti menutup rambut bagi wanita, karena rambut itu merupakan aurat bagi wanita.
Bupati HSS juga mengungkapkan untuk penerapan Rumah Sakit Syariah ini, yang kita harapkan adalah keberkahan dari Allah Subhanahu Wa Ta’ala, Pemerintah Kabupaten HSS terusberusaha menggerakkan potensi-potensi yang mana saja, untuk mendapatkan keberkahan dan ridho dari Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Yaitu ada dua himbauan yang digalakkan jajaran Pemerintah Kabupaten HSS adalah mengaji sebelum mengawali pekerjaan kantor yang sekarang hendaknya tidak hanya lima menit sebelum beraktivitas, melainkan ditambah menjadi lima belas menit dan Gerakan Seribu Rupiah Sehari, untuk para ASN tentunya bisa bersedekah lebih dari seribu rupiah pada setiap harinya.
Saat diwawancarai dr.Hj.Rasyidah,M.Kes menjelaskan bahwa Rumah Sakit berbasis syariah disini bukan berarti harus dilayani secara islam atau secara syariah tetapi untuk non muslim juga mendapatkan perlakuan yang sama. Kita tidak memaksakan orang dilayani dengan konsep islami tetapi juga menyiapkan para pendamping agama-agama mereka seperti pastor atau pun agama-agama lain karena kita punya kerjasama. Didepan ada Informed Consent, pasien ingin dilayani dengan agama apa. Yang muslim silahkan meminta yang muslim dan yang non muslim akan diperlakukan dengan kebutuhan masing-masing.
Dikatakannya saat ini di RSUD Brigjend H Hasan Basry Kandangan sudah menerapkan pembagian tempat, seperti di kelas 3 ada pembagian tempat khusus untuk pasien laki-laki dan perempuan. Untuk pemasangan keteter, Insya Allah sudah dilaksanakan sesuai gender. Sedangkan untuk pelayanan, semua rumah sakit syariah tidak bisa secara penuh melakukan ini, karena keterbatasan SDM dan sebagainya.
Direktur RSUD juga menyampaikan di RSUD Brigjend H Hasan Basry Kandangan ini lebih menerapkan pada penutupan aurat baik aurat pasien maupun yang melayani begitu juga dengan pengunjung dan penunggu pasien. RSUD Brigjend H Hasan Basry Kandangan sudah menyiapkan hijab bagi yang lupa mengenakan hijab dan sebagainya untuk dipinjamkan RSUD Brigjend H Hasan Basry Mantap Melangkah ke Syariah. Serta RSUD Brigjend H Hasan Basry Kandangan terus bergerak dan melakukan pembenahan dalam segala bidang, salah satunya dengan menerapkan pelayanan yang berstandar syariah yang akan dilakukan pasien, keluarga pasien dan seluruh pegawai rumah sakit.
Pada saat itu juga Misda Hariyatni selaku Kasi Pelayanan menyampaikan waktu persiapan menuju Rumah Sakit berbasis syariah selama dua tahun yang dimulai dengan menyiapkan SDM nya. Selain itu juga, punya mentor dari rumah sakit yang ada di semarang untuk membimbing mulai dari makanan, perawat, pakaian dan sebagainya sampai pembangunan masjid di RSUD Brigjend H Hasan Basry Kandangan. Selain itu, dukungan dari Pemda dan MUI yang sangat membantu RSUD Brigjend H Hasan Basry Kandangan berbasis syariah ini.
