Dalam Rangka Memperingati Hari Ikan Nasional (HARKANNAS) Tahun 2019, Pemerintah Kab. Hulu Sungai Selatan (HSS) melalui Dinas Perikanan melaksanakan panen ikan nila bertempat di keramba apung Pondok Pesantren (Ponpes) Ibnu Atthaillah Desa Kapuh Kec. Simpur, (21/11).
Panen ikan ini dilakukan langsung oleh Bupati HSS Drs. H. Achmad Fikry, M.AP bersama dengan Dandim 1003 Kandangan Letkol Inf Suhardi Aji Sriwijayanto, Kepala Balai Perikanan Budidaya Air Tawar Mandiangin Haryo Sutomo, dan Pimpinan Ponpes Ibnu Atthaillah Tuan Guru H. Riduan Baseri atau yang lebih akrab disapa dengan Guru Kapuh.
Selain panen ikan pada kesempatan tersebut, Bupati HSS H. Achmad Fikry juga menyerahkan kartu asuransi nelayan, penyerahan jukung bermotor sebanyak 55 paket yang secara simbolis diterima kelompok nelayan Pulau Nagara serta menyerahkan bantuan bioflok dari Balai Perikanan Budisaya Air Tawar Mandiangin yang diterima Ketua Yayasan Ibnu Atthaillah Guru Sukeran.
Kepala Dinas Perikanan Kab. HSS Ir. Saidinor melaporkan benih ikan yang dipanen sebanyak 20 ribu benih yang dilepas sejak empat bulan yang lalu. Kegiatan ini rutin tiap tahun dilaksanakan dalam rangka mempringati Hari Ikan Nasional dan dalam upaya untuk terus meningkatkan kesadaran masyarakat atas pentingnya ikan sebagai bahan pangan yang mengandung protein yang berkualitas tinggi untuk mencegah permasalahan gizi bagi anak atau stunting.
Sementara itu, Bupati HSS dalam sambutannya menyampaikan terima kasih atas bantuan yang diberikan oleh Balai Perikanan Budidaya Air Tawar Mandiangin kepada Ponpes Ibnu Atthaillah dengan harapan hasil setelah panen nanti bisa memenuhi kebutuhan pesantren khususnya untuk para santri. Hanya saja menurut Bupati persoalan lain yang harus dilihat adalah tidak doyannya anak-anak jika disuguhi ikan langsung tanpa olahan. “harus ada kreatifitas dalam mengolah ikan sehingga anak-anak kita senang makan ikan” ujarnya.
Bupati juga mengatakan budi daya ikan menggunakan sistem bioflok sebagai langkah tepat dalam rangka untuk mencegah ilegal fishing. Dikatakannya lagi ketika pemerintah melarang nelayan mecari ikan dengan alat tangkap yang dilarang tentu bioflok menjadi sebuah solusi. “kita bisa buatkan mereka kolam box didekat rumah mereka sehingga dalam beberpa bulan bisa menghasilkan” ujarnya lagi.
Bupati juga menghimbau kepada nelayan untuk masuk asuransi nelayan. “kita tidak tahu ditengah-tengah rawa kita bekerja ada musibah yang tidak dikehendaki. Dan jika itu terjadi kalau kita ada kartu asuransi nelayan setidaknya bisa menjadi perlindungan diri” ungkapnya.