Bupati Hulu Sungai Selatan Drs. H. Achmad Fikry, M.AP dan Ketua Tp. PKK Kab. Hulu Sungai Selatan menghadiri Peringatan Hari Kesetiakawanan Sosial Nasional 2019 di Banjarbaru. Bupati HSS juga didampingi Wakil Bupati HSS Syamsuri Arsyad, S.AP, MA dan Istri Srie Astuti Syamsuri Arsyad, Sekda HSS Drs. H. Muhammad Noor, M.AP dan Istri Ir. Elyani Yustika Muhammad Noor, Kepala Dinas Sosial Hj. Siti Erma, S.Sos, M.AP. Jumat (20/12/19)
Kabupaten Hulu Sungai Selatan juga turut berpatisipasi dalam rangkaian acara Hari Kesetiakawanan Sosial Nasional yaitu dengan menjadi salah satu daerah yang menjadi jalur Lintas Batas Kesetiakawanan Sosial (LBKS) yang dilaksanakan oleh Kemensos RI dan Pemprov Kalsel.
Pada Puncak Peringatan Hari Kesetiakawanan Sosial Nasional (HKSN) 2019, di Halaman Kantor Setdaprov Kalsel, Wakil Presiden Republik Indonesia, KH Ma’ruf Amin, menyematkan Tanda Kehormatan Satyalencana Kebaktian Sosial dari Presiden RI, Joko Widodo kepada Gubernur Kalimantan Selatan Sahbirin Noor. Selain Gubernur Kalsel, Satyalancana Kebaktian Sosial juga diberikan kepada 16 orang tokoh yang turut berjasa menggerakkan dan menghidupkan nilai-nilai kesejahteraan sosial. Gubernur Sahbirin Noor dinilai berhasil dalam peningkatan kesejahteraan sosial dan penanganan penyandang masalah kesejahteraan sosial di Provinsi Kalsel.
Gubernur Kalsel dalam sambutannya mengucapkan terimakasih atas kehormatannya menjadi tuan rumah pelaksana kegiatan Peringatan Hari Kesetiakawanan Sosial Nasional 2019. Selain itu Gubernur Kalsel juga mengucapkan selamat datang kepada Wakil Presiden RI KH Ma’ruf Amin beserta istri dan Kemensos Juliari Peter Batubara dan istri serta seluruh undangan yang berhadir di Bumi Lambung Mangkurat.
Dalam sambutannya Wakil Presiden RI KH Ma’ruf Amin mengapresiasi kegiatan ini dan meyebutkan intoleransi sebagai salah satu masalah yang sedang dihadapi bangsa ini.
“Persoalan pertama adalah masalah intoleransi yang belakangan marak muncul di dalam masyarakat kita,” ungkapnya. sikap intoleran ini berpotensi mengganggu stabilitas sosial di masyarakat. “Sikap intoleran dalam perbedaan, baik perbedaan agama, etnis, perbedaan pendapat sampai pada perbedaan sikap politik, belakangan semakin tajam dan berpotensi mengganggu stabilitas sosial masyarakat,” sambungnya. Dengan dilaksanakannya Hari Kesetiakawanan Sosial Nasional diharapkan dapat membantu mengikis sikap intoleran tersebut dengan memahami arti kesetiakawanan sosial dalam diri setiap manusia Indonesia, kita dapat menjadi manusia Indonesia yang menghargai perbedaan, baik itu perbedaan agama maupun perbedaan lainnya.