Di depan ratusan peserta Rapat Kerja Kesehatan Daerah (Rakerkesda) Kalimantan Selatan, yang dilaksanakan di Callamus Ballroom Hotel Rattan Inn Banjarmasin, Wakil Bupati Syamsuri Arsyad, SAP, MA tampil memukau sebagai salah satu pembicara atau narasumber, pada sesi pemaparan Strategi Keberhasilan Peningkatan Derajat Kesehatan Masyarakat.(Senin, 09/03/2020).
Wabup mewakili Bupati HSS, tampil bersama 2 kepala daerah lainnya yang dianggap berhasil meningkatkan derajat kesehatan masyarakat di daerahnya masing-masing, yakni Bupati HSU dan Wakil Walikota Banjarbaru. Sesi ini dihadirkan panitia pelaksana sebagai sharing pengalaman kepada kabupaten/ kota lainnya dalam meningkatkan derajat kesehatan warganya. Dalam kesempatan ini paparan yang diberikan Sayamsuri Arsyad adalah tentang Implementasi Penurunan Angka Kematian Ibu (AKI) Dan Angka Kematian Bayi (AKB).

Tampil sebagai pembicara pertama, Syamsuri Arsyad menjelaskan tentang suksesnya strategi dan kiat pemerintah daerah HSS dalam mengatasi tingginya angka kematian ibu dan bayi di daerah ini sebelumnya.
“Sebagai kabupaten dengan topografis lengkap, mulai pegunungan, dataran dan rawa, kesulitan yang kami hadapi tentu lebih besar dibanding kabupaten/ kota lainnya. Hal inilah yang mendorong kami berupaya keras untuk mencari solusi terhadap masalah tingginya Angka Kematian Ibu & Bayi di daerah ini. Alhamdulillah, perjuangan yang kami lakukan beberapa tahun terakhir ini mebuahkan hasil yang cukup menggembirakan” ungkapnya.
Lebih jauh dipaparkannya, berbagai gerakan yang dilaksanakan di daerah lain mungkin sama dengan yang dilakukan HSS, namun yang membuat berbeda terobosan atau inovasi yang dilakukan oleh Pemkab HSS, yakni upaya pendekatan kepada Dukun Kampung yang selama ini sangat berperan dalam proses kelahiran terutama di daerah pedesaan. Salah satu inovasi yang cukup berhasil dilakukan adalah dengan secara persuasif dan kemanusiaan untuk memutus mata rantai Dukun Kampung, yakni dengan Program Si Midun Ke Faskes.
Program ini pada hakikatnya adalah sistem kerjasama yang baik antara Dukun Kampung dan Bidan Desa. Dimana Bidan Kampung tidak diperkenankan untuk membantu kelahiran, namun bersama-sama Bidan Desa membawa pasien ke Fasilitas Kesehatan terdekat.
Implementasi di lapangan dilakukan dengan berbagai langkah, antara lain dengan pemberian insentif bagi para Dukun Kampung tersebut. Selain itu gerakan yang paling efektif juga dilakukan dengan pemberian beasiswa atau menyekolahkan anak atau keluarga dari Dukun Kampung untuk menjadi Bidan Desa.
“Program ini secara signifikan telah mampu mengurangi jumlah Dukun Kampung di HSS, yang semula berjumlah 120 orang di Tahun 2012 menjadi 69 orang di tahun 2019. Bahkan inovasi ini telah dinobatkan sebagai Top 35 Inovasi Terbaik Di Indonesia Tahun 2016” tambah Syamsuri Arsyad yang disambut tepuk tangan para audiens.
Selepas acara pemaparan juga dilakukan dialog dengan para hadirin yang terdiri atas para praktisi kesehatan yang datang dari seluruh kabupaten/ kota se-Kalimantan Selatan.
(Kominfo-HSS/AJP/09032020)